Kondisi Kelas di Sekolah Jepang
Bagi yang belum membaca pendahuluannya, silakan baca dulu disini.
Arsitektur sekolah mengambil konsep sebuah rumah; terdapat 玄关 (genkan) atau ruang transisi, yakni sebuah pintu masuk dimana tamu, guru, dan murid biasanya meletakkan payung mereka, melepas sepatu mereka dan menggantinya dengan sandal hijau atau cokelat (Saya rasa ada memang tidak ada warna lain) untuk berjalan di dalam gedung sekolah, sementara siswa mengganti sepatu "luar" dengan sepatu khusus dalam ruangan (uwabaki) yang selalu kain putih. Genkan, sandal, dan uwabaki ini mewakili pembagian antara "orang luar" dan "orang dalam" tradisi Jepang. Dengan begini bagian dalam sekolah relatif tidak terlalu kotor.
Karena pergantian 4 macam musim, terutama karena musim dingin, saya pikir itulah sebabnya gedung sekolah di Jepang dibangun koridor bukannya teras, yakni lorong sepanjang jalan antar kelas. Sepanjang koridor siswa mereka meletakkan loker, rak sepatu, papan untuk meletakkan karya-karya seni mahasiswa, dan di sekolah-sekolah dasar terdapat tempat cuci tangan bagi siswa untuk mencuci tangan atau kotak makan. Gagasan menempatkan ini sangat nyaman karena siswa membutuhkan banyak hal-hal yang tidak dapat mereka bawa semua di tas mereka.

Siswa biasanya memakai kelas mereka untuk sepanjang hari. Makanya ruangan mereka penuh dengan barang-barang siswa seperti tas, permainan, hasta karya (hasil kerajinan tangan), dll. Dinding penuh ditutupi dengan poster yang menginformasikan beberapa agenda, visi dan misi kelas, daftar piket, dll benar-benar dipersonalisasi dengan sangat menarik.
Saya senang sekali mengunjungi tiap-tiap kelas.
Kunjungi website saya di www.giligp.blogspot.com
Saya biasanya melihat kondisi kelas siswa di jepang di drama atau animenya. Saya tertarik melihat beberapa perbedaan yang dimilikinya dibandingkan dengan yang ada di Indonesia seperti yang saya sendiri pernah alami tentunya. Anyway, thanks buat artikelnya
BalasHapus