Anakku Beli Mainan dengan Gajinya Sendiri
Anak-anak saya membuka mainan yang dibeli dengan hasil keringatnya sendiri. Si sulung membeli permainan merakit rel kereta api seharga 300 ribu rupiah, adiknya membeli brick seharga 120 ribu rupiah. Uang tersebut mereka kumpulkan selama berbulan-bulan menabung dari pekerjaannya.Anak sulung saya sebenarnya masih belum genap 6 tahun, sementara adiknya barusan melewati hari lahirnya yang ke-4. Namun itu tidak menghalangi semangat mereka untuk bekerja. Sebagai keluarga Muslim, kami dituntut untuk mendidik anak-anak dengan semangat bekerja keras. Maka saya dan istri menanamkan semangat itu dalam kegiatan sehari-hari.
Kami mengawalinya dengan sebuah kisah-kisah Nabi saw dan para sahabat yang penuh dengan perjuangan. Lalu melalui sebuah hikmah, kami tawarkan pada mereka, “mulai sekarang, bila kalian beramal sholih, akan Ayah beri bintang!” seru saya bersemangat, dan mata anak saya pun membelalak, girang. Ya, orang tua harus menjadi motivator yang bersungguh-sungguh supaya anak ikut merasakan semangatnya.
Saya tempelkan dua lembar kertas di dinding, masing-masing satu untuk anak saya. Dengan dua kolom bertanda “bintang” dan “bom”. Aturannya sederhana, 1 perbuatan baik, akan diganjar bintang. Sebaliknya 1 perbuatan nakal, akan diganjar bom. Ha-ha-ha... anda tentu bisa menemukan cara yang lebih baik dari ide sederhana ini.
Lebih lengkapnya akan dimuat di sini.
waaaaaah hebat :)
BalasHapus